text ku

YA ALLAH...YA ALLAH...YA ALLAH

Rabu, 30 Mei 2012

KATAGORI PENYAKIT HATI


Dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt ,hati merupakan sasaran utama saat kita beribadah kepadaNya. Seperti yang di sebut dalam firman Allah :
“ Dan barang siapa di dunia ini buta hatinya , maka di akhirat nanti juga akan buta, dan lebih sesat lagi    jalannya.”  {QS. Al Israa (17) : 72 }
Ada beberapa tingkatan kualitas yang diinformasikan Allah didalam al quran.  Hati yang jelek, di katagorikan ke dalam 5 tingkatan yaitu,
1.      Hati yang berpenyakit
Orang yang di dalam hatinya ada rasa iri, benci, dendam, pembohong, munafik, kasar, pemarah dan lain sebagainya. Dan ini di informasikan dari Al quran sbb:

“ Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih , disebabkan mereka berdusta.”  {QS Al Baqarah (2) : 10}

“Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat.”  {QS Al Hajj (22) : 53}

2.      Hati yang jelek
Hati yang jelek adalah hati yang mengeras. Hati yang berpenyakit, jika tidak segera diobati akan menjadi mengeras. Mereka yang biasa melakukan kejahatan , hatinya tidak lagi peka terhadap kejelekan perbuatannya. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka kerjakan adalah benar adanya.

“ Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada merka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.”              { QS. Al An’aam (6) : 43}

3.      Hati yang membatu
Hati yang keras kalau tidak segera disadari akan meningkat kualitas keburukannya.  Al Quran menyebutnya sebagai hati yang membatu.

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan dianatranya sunggguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”  {QS. Al Baqarah (2) : 74}

4.      Hati yang tertutup
Hati yang tertup itu bagaikan sebuah tabung resonansi. Jika tertutup , maka hati kita tidak bisa
lagi menerima getaran petunjuk dari luar. Allah berfirman.

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati
mereka.”  {QS.Al Muthaffifin ( 83) : 14}

5.      Hati yang dikunci Mati
Jika hati sudah tertutup maka tingkatan berikutnya adalah hati yang terkunci mati. Sama saja bagi mereka diberi petunjuk atau tidak.

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu , sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan tetap saja mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
{QS. Al Baqarah (2) : 6 – 7 }

Sebaliknya Hati yang baik adalah hati yang mudah bergetar, sebagai mana firman Allah :
“(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan shalat dan orang-orang yang nafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.” {QS. Al Hjj (22) : 35}
Hati orang- orang yang demikian itu lembut adanya. Mereka gampang iba melihat penderitaan orang lain. Suka menolong.Ttidak suka kekerasan. Penyantun. Dan penuh kasih sayang kepada siapapun.Itulah nabi Ibrahim yang dijadikan teladan oleh Allah serta menjadi kesayangan Allah sebagaimana diinformasikan dalam firman berikut.
“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk  bapaknya, tidak lain hanyalah karena suata janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.”                                                                 {QS. At Taubah (9) : 114 }

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar dan saran anda....