text ku

YA ALLAH...YA ALLAH...YA ALLAH

DETIK-DETIK TERAKHIR KEHIDUPAN RASULULLAH SAW

Di saat akan berakhirnya kehidupan  Nabi Saw, Aisyah menarik tubuh beliau kepangkuannya. Tentang hal ini ia berkata, ”Sesungguhnya diantara nikmat Allah yang dilimpahkan kepadaku, bahwa Rasulullah Saw wafat di rumahku, pada hari giliranku, berada dalam rengkuhan dadaku, bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat wafat.”
Abdurrahman bin Abu Bakar masuk ke dalam sambil memengangi siwak. Saat itu aku merengkuh tubuh beliau. Aku lihat beliau melirik ke siwak di tangan Abdurrahman. Karena aku tahu beliau amat suka kepada siwak, maka aku bertanya, ”Apakah aku boleh mengambil siwak ini untuk engkau.”
Beliau mengiyakan dengan isyarat kepala. Maka aku menyerahkannya kepada beliau dan menggosokkannya ke mulut beliau. Rupanya gosokkan aku  terlalu keras bagi beliau. Aku bertanya, ”Apakah aku harus memelankannya?.”
Beliau mengiyakan dengan isyarat kepala. Maka aku mengosok dengan pelan pelan sekali. Didekat tangan beliau saat itu ada bejana berisi air. Beliau mencelupkan kedua tangan ke dalam air lalu mengusapkannya ke wajah, sambil bersabda, ” Tiada Ilah selain Allah. Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.”
Seusai bersiwak beliau mengangkat tangan atau jari-jarinya, mengarahkan pandangan kearah langit-langit rumah dan kedua bibir beliau bergerak –gerak. Aisyah masih sempat mendengar sabda beliau pada saat itu, Bersama orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka dari pada nabi, shiddiqin,  syuhada dan shalihin. Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi Ya Allah, kekasih Yang Maha tinggi.”
Kalimat  yang terakhir ini diulang hingga tiga kali yang disusul dengan tangan beliau yang melemah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau telah berpulang kepada Kekasih Yang maha Tinggi,
Hal ini terjadi selagi waktu dhuha sudah teras panas, pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul awawal 11 H, dalam usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari.
Beberapa catatan Shubuh menjelang dhuha.....
Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa tak kala orang-orang Muslim sedang melaksanakan shalat subuh pada hari senin, sementara Abu Bakar menjadi imam, Rasulullah Saw tidak menampakkan diri kepada mereka. Beliau hanya menyibak tabir kamar Aisyah dan memandangi mereka yang sedang berbaris dalam shaff-shaff shalat. Kemudian beliau tersenyum. Abu Bakar mundur ke belakang hendak berdiri sejajar dengan shaff, karena dia mengira Rasulullah Saw akan keluar untuk shalat dan menjadi imam. Anas menuturkan, orang-orang muslim bermaksud hendak menghentikan shalat, karena merasa gembira terhadap keadaan beliau. Namun beliau memberi isyarat dengan tangan agar mereka menyelesaikan shalat. Kemudian beliau masuk bilik dan menurunkan tabir. Setelah itu Rasulullah Saw tidak mendapatkan waktu shalat berikutnya.
 Waktu dhuha semakin beranjak. Nabi Saw memanggil putrinya, Fatimah. Lalu beliau membisikkan sesuatu kepadanya hingga ia menangis. Kemudian beliau mendoakan Fatimah. Setelah itu beliau membisikkan sesuatu kepadanya  hingga ia tersenyum.
Di kemudian hari kami menanyakan kejadian ini kepada Fatimah. Ia menjawab, ”Nabi Saw membisikkan aku bahwa beliau akan meninggal dunia, lalu aku menangis. Kemudian beliau membisiki aku lagi, berisi khabar akulah anggota keluarga beliau yang pertama kali akan menyusul beliau. Maka akupun tersenyum.”
Nabi Saw juga mengabarkan kepada fatimah, bahwa dia adalah pemimpin para wanita semesta alam.
Fatimah bisa melihat penderitaan yang amat berat pada diri Rasulullah Saw. Maka ia berkata, ”Alangkah menderitanya engkau wahai ayah.” Beliau menjawab, ”Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini.” Selanjutnya beliau memanggil Hasan dan Husen lalu memeluk keduanya dan memberikan nasehat yang baik-baik. Beliau juga memanggil para istri beliau, memberi nasehat dan peringatan kepada mereka.
Rasa sakit beliau semakin bertambah berat. Ditambah lagi pengaruh racun yang disusupkan dalam daging oleh wanita Yahudi yang beliau makan sewaktu di Khaibar, hingga beliau bersabda, ”Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang sempat kucicipi di Khaibar, inilah saatnya bagiku untuk merasakan bagaimana terputusnya nadiku karena racun tersebut.” 
Sumber : Sirah Nabawiyah, Syaikh shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, 
Pustaka Al-  Kautsar, Jakarta Timur.  
Sejarah Hidup Nabi Muhammad Saw , Haekal