text ku

YA ALLAH...YA ALLAH...YA ALLAH

Jumat, 08 Oktober 2010

PENGALAMAN MURID PERGURON TRI RASA BANDUNG

Di era tahun Delapan puluhan di kota Bandung tepatnya jalan SOKA bertempat di gedung sekolah SD Soka yang sekarang kantor DIKNAS setiap hari minggu di adakan latihan penca dan tenaga dalam di naungi perguron “TRI RASA” Bandung.
Suatu ketika Reza di ajak teman untuk menyaksikan latihan, dalam latihan Reza lihat kok berbeda sekali dengan karate, tekwando, silat dan lain lain di lihat dari segi jurus dan gerakannya. Setelah gerakan pemanasan dan jurus selesai maka dilanjutkan dengan latihan aplikasi dari jurusan yang dipelajari. Bagi teman yang telah harkatan (tingkatan dimana seseorang telah selesai 10 jurus ) dia di ajarkan penjabaran setiap jurus untuk di aplikasikan lewat tembakan-tembakan. Pada tingkat harkatan ini si A bergerak cukup dengan jurus satu dan si B melakukan tembakan. Di sini akan ketahuan apakah jurusnya benar atau tidak. Dalam hal ini guru akan menilai di mana kekurangan si A atau apa saja yang belum di kuasai oleh si B. Pada saat kita melakukan tembakan akan ketahuan ilmu yang di pelajari oleh si A , apakah dia punya amalan atau bela diri sebelumnya. Jadi kita tidak bisa bohong walau dalam formulir perjanjian kita katakan tidak pernah belajar bela diri atau tidak punya ilmu/amalan. Pokoknya pada saat ditembak apakah ente pernah belajar sesuatu atau tidak akan kelihatan nanti, kalau tak percaya mari kita buktikan. Setelah melihat suasana latihan kurang lebih dua minggu akhirnya Reza mendaftarkan diri untuk melulai latihan.
Dalam latihan nampon ini di perlukan niat yang kuat dan tekad juga harus optimal sebab latihan jurus satu saja bisa satu bulan, dua bulan dan ada yang tiga bulan tergantung apakah kita mau melatihnya di rumah. Sistim yang di gunakan pada saat itu ialah latihan dilakukan dirumah masing-masing dan di tempat latihan diutamakan pengecakan hasil latihan di rumah. Kalau kita mampu latihan dua jam setara dengan seribu langka insya Allah proses pengisiannya akan lebih cepat. Memang sangat mengasyikan pada saat kita sedang melakukan aktraksi tembakan sebab banyak hal-hal yang aneh yang kita temukan. Kok bisa ya tanpa bacaan dan mantra orang bisa jatuh, terpental menjerit, melompat dll. Inilah yang membuat Reza semakin penasaran dan jawabannya berlatih dan berlatih terus. Suatu ketika kami latihan di medan terbuka tengah malam di maribaya tempatnya antara curuq / air terjun dan gunung. Dipimpin langsung oleh guru kami Drs.Zainal Maftuh dan Drs. Lili sumantri. Kita semua maklum,cuaca tengah malam di Maribaya cukup dingin namun saat kami latihan rasa dingin tak terasa lagi, kami larut dengan jurus sesuai dengan tingkatannya dan pada saat itu Reza baru jurus tiga (nangkrong). Saat memasuki sesion tembatakan maka tibalah giliran Reza di cek langsung oleh pak Zein dan Pak Lili terjadi hal yang luar biasa ketika ditembak Reza seperti kena strum, arus mengalir dari bawah(telapak kaki) sampai keatas( kepala) luar biasa , dasyat gumam Reza dalam hati.
Sejak bukti inilah Reza semakin rajin dan tekun latihan di rumah. Keinginan yang kuat dan tekad yang membara untuk menekuni ilmu nampon Tri Rasa ini momentumnya adalah sejak latihan alam terbuka di Maribaya. Reza harus bisa dan menuntaskan jurus-jurus nampon ini. Alhamdulillah Reza mampu merahinya. Inilah kisah nyata yang dapat Reza sampaikan mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya buat penggemar ilmu tenaga dalam. Anda yang mencari ilmu haruslah menguatkan niat dan tekad, untuk mendapatkannya.
Read More...

Menyambut Waktu Shalat


“Sesungguhnya shalat adalah amanat yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung tetapi mereka menolak. Kemudian, aku menerimanya meski aku tak tahu apakah diriku mampu memenuhi tatakramanya ataukah tidak.”   Iman Ali bin Abi Thalib

Persiapan apa saja yang telah kita bangun untuk menyambut tamu agung sebelum bertemu dengan-NYA. Biasanya hamba Allah yang sholeh senantiasa menyiapkan diri untuk menyambut waktu shalat. Dimulai mendengarkan suara adzan, hamba tersebut merasa dekat kepada Allah dan terasa gelisah jiwanya, apakah aktivitas rutinnya diteruskan atau ia rela memenuhi panggilan tersebut.
Ada hamba Allah yang terlihat pucat ketika waktu shalat tiba dan badannya bergetar atau mengigil karena mereka mendengar panggilan Zat Yang Maha Gagah. Mereka takut tidak dapat memenuhi panggilan-Nya. Artinya mereka sangat takut bila Allah marah atau murka pada nya.
Maka dari itu, ia berusaha merasakan keagungan Allah di mulai dari berwudhu dengan benar. Dengan kondisi suci dimana fikiran dan rasanya hanya tertuju kepada Allah SWT lalu bersiapa memulai shalat. Hamba ini sangat bahagia karena kenikmatan hakiki akan ia temukan dalam shalat. Shalat adalah sarana komunikasi antara seseorang dengan Kekasihnya. Jika engkau selalu senang ketika bercakap-cakap dengan orang yang engkau cintai, tentu engkau akan sangat bahagia ketika bercengkrama dengan Allah Yang Maha Mulia. Jika engkau merasa tidak pantas ngelantur di saat berbicara dengan orang yang engkau cintai, engkau pasti akan sangat khusuk beribadah kepada Allah yang memiliki ketulusan cinta kepadamu.
Menunaikan shalat adalah memenuhi janji yang pernah aku ikrarkan sebelum lahir kedunia. Aku takut jika pemenuhan janjiku penuh dengan kekurangan dan hanya mendapat cercaan dari Nya. Kata hamba Allah tersebut. Mudah-mudahan kita dapat mencontoh dan mencobah apa yang dikerjakan hamba Allah tersebut.amin.
Read More...