text ku

YA ALLAH...YA ALLAH...YA ALLAH

Jumat, 25 Maret 2011

MEMANFAATKAN ILMU YANG SEDIKIT

“Janganlah engkau berlama-lama dalam menuntut ilmu jika engkau tidak akan mengamalkannya.”       Ali Khawwash

Ilmu adalah amanat dari Allah yang wajib dipenuhi haknya, yaitu di amalkan. Jika seseorang memberikan ilmu kepada orang yang tidak mengamalkannya, berarti dia telah menyia-nyiakan hak ilmu tersebut.

Ilmu adalah alat untuk mencapai tujuan. Karena itu, jika engkau mengambil alat tanpa memakainya, alangkah dungunya dirimu. Belajar bukan sekedar mencari pengetahuan, melainkan berusaha untuk mengamalkannya.

Hindarilah kemunafikan, yaitu ilmu yang banyak dengan amal sedikit. Ciri orang yang terbebas dari kemunafikan adalah amalnya banyak ibarat gunung dan ilmunya ibarat tumpukan pasir yang sedikit.

Al Ghazali berkata,”jika usiamu sudah lanjut, fokuskan perhatianmu untuk belajar ilmu tentang hati. Memang, engkau perlu mendalami ilmu kalam, filsafat dan fiqih. Namun, jadikanlah sisa umurmu untuk merenungi keadaan batinmu. Janganlah engkau menghabiskan masa tuamu dalam perdebatan fiqih. Sebab, perdebatan itu hanya membawa dirimu berkeras hati, dengki, dan bersaing tidak sehat.” Disamping itu Ibn Al Mubarak memberikan petuah,”Setiap ilmu yang engkau dapat haruslah mempraktekkannya saat itu juga. Jika kamu tahu keutamaan berbuat baik, saat itu juga engkau harus berbuat baik kepada orang lain. Jika engkau mendapatkan ilmu tentang bertobat, bertobatlah saat itu juga. Yakinlah, ilmu yang engkau dapat tersebut tidak akan pernah terlupakan dan hilang dari ingatanmu.”. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana bila ilmu yang didapat tidak diamalkan?. Pastilah, menjadi penumpukan beban bagi dirimu. Ilmu yang tidak diamalkan itu hanya menambah beban hisabmu di akhirat kelak.”

Ilustrasi; zaman sekarang teman-teman kita sesama muslim banyak yang berilmu dan gemar berdebat, sayang nya ilmu tersebut tidak diamalkan maka muncullah kemunafikan, kejahatan intelektual, kejahatan sosial dll. Jika kita mau bangkit dan ingin mendapatkan Rahmat Allah mulai sekarang kita coba mengamalkan Al Quran dan As Sunnah. Bila kita menemukan dalil tentang keutamaan tobat lakukanlah taubat tersebut, ketika Nabi Saw yang maksum mencontohkan ” tidak kurang dari 100 kali dalam sehari” beristghfar (Hr. Bukhari) kenapa kita biarkan lewat begitu saja. Rasulullah hampir setiap malam bagun dan bershalat tahajud padahal beliau sudah dijamin masuk surga, kita yang penuh dengan dosa dan salah tak mengunakan kesempatan ini padahal shalat tahajud merupakan kebiasan para nabi-nabi dan orang-orang shaleh. Salah satu kunci untuk mendapatkan Rahmat Allah ialah mengamalkan apa yang difirmankan Allah Swt dan dicontohkan oleh Rasul-NYA dan dikerjakan lillahi ta’ala. Semoga Allah membukakan hati kita dan memberikan cahayaNYA. Amin ya Rabbal’alamin.
Read More...

Selasa, 22 Maret 2011

RIDHA ATAS KETETAPAN ALLAH

“ Wahai nafsu (jiwa) yang tenang(suci), kembalilah engkau kepada Tuhanmu dengan hati ridha dan di ridhai-Nya.” (QS Al Fajr[89] : 27 -28)

Aku ridha Allah sebagai Tuhanku.
Aku ridha Islam sebagai Agamaku.
Aku ridha Muhammad sebagai Nabi dan Rasul.
Ikrar Ini Populer dikalangan Sufi.

Apabila kita ridha menerima keputusan Allah maka akan menentramkan dan meringankan hati kita dalam menjalini kehidupan. Dan, orang yang memiliki keridhaan dalam hatinya tidak akan banyak mengeluh.

Seseorang bertanya kepada Rabiah Al-Adawiyyah,”Bagaimana jika Allah memasukkan dirimu kedalam neraka?, Apakah engkau akan menerima atau menolaknya?.” Rabiah menjawab,”Aku lebih suka masuk kedalam neraka jika di dalamnya aku mendapat ridha Allah. Dan Aku akan menolak dimasukkan kedalam surga jika di dalamnya aku tidak mendapat ridha Allah Swt.”

Abu Madain berkata,” Tanda-tanda orang yang mendekati su’ulkhatimah (buruk akhir hayatnya) adalah ia tidak dapat bersabar dan ridha terhadap musibah yang menimpa dirinya. Ketaksabaran dan ketakridhaan dari musibah yang menimpa dirinya akan mendorongnya pada kekufuran. Orang yang tidak diberi anugrah ridha akan banyak mengeluh, resah, dan berangan-angan.”

Ibrahim Al taimi mengingatkan, Sebuah musibah akan menjadi kifarat dosa seseorang jika ia menghadapinya dengan sikap sabar dan ridha. Sedangkan, jika ia menghadapinya dengan sikap gelisah dan keluh kesah, ia hanya akan menambah beban dosa.
Munajadku ya Robb , Ilahi anta ma’suudi wa ridhaqah ma’lubi. Ya Allah engkaulah yang aku tuju dan ridha MU yang aku harapkan.amin.
Read More...