JIWA yang baik itu mempunyai sejumlah tanda, antara lain : Istiqamah dan
bersungguh-sungguh, waspada dari kesalahan, rajin beramal, merasa khawatir bila
amal-amalnya tidak diterima, dan gelisah jika nantinya tidak meninggal dalam husnul khatimah. Bila bermunajat kepada
Allah, bagaikan orang terseret arus deras yang meminta pertolongan, dan bila
berlindung pada Allah, bagaikan seorang tawanan yang pasrah atas nasib dirinya.
Sikap tawadhu’(rendah hati) adalah pakaiannya, gelapnya malam adalah
tikarnya,dzikir maut (ingat kematian) adalah percakapannya, dan menangis adalah
adat kebiasaanya. (Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziah)
JIWA yang keji dan mungkar mempunyai
sifat berikut : Durhaka kepada Tuhannya, melanggar larangan-Nya,
menyia-nyiakan hak-Nya, meremehkan dzikir kepada-Nya, hatinya lalai kepada-Nya,
lebih memperturutkan hawa nafsu dari pada mendapatkan ridha Tuhannya, lebih patuh kepada sesama
makluk ketimbang kepada Allah, hak Allah dijadikan pengisi celah-celah hati.
Ilmu dan hartanya menjadikan dirinya silau oleh gemerlapnya dunia daripada
bertafakur kepada Allah. Terhadap sesama manusia disembunyikannya cela dan
kekurangan dirinya, tetapi kepada Allah diperlihatkannya terang-terangan. Dia
takut kepada sesamanya dan ingkar (tidak takut) kepada Allah. Dia lebih condong
bergaul dengan musuh Allah ketimbang dengan Allah. Jika bersedekah dijalan
Allah, maka yang disedekahkan itu hanya sebagian kecil (sedikit sekali) dari
yang ia hambur-hamburkan untuk mereguk kepuasan dunia dan popularitas diri.
Maka kelak Allah akan menurunkan siksa-Nya kepada golongan manusia yang seperti
ini. (Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar dan saran anda....