text ku

YA ALLAH...YA ALLAH...YA ALLAH

Jumat, 20 Juli 2012

TAHIYATUL MASJID



Saum ramadhan sudah di ambang pintu, suatu kebiasaan yang baik di daerah pedesan menjelang datangnya bulan suci ramadhan mereka melakukan aktivitas  kerja bakti  kegiatan renovasi, mengecat dan mempercantik masjid. Tujuannya agar bersih, rapih dan nyaman saat beribadah. Mereka berharap selama bulan ramadhan jamaah terus memakmurkan masjid. Suatu ketika saya pernah melihat dan mengalami sendiri di suatu kecamatan tepatnya di kotafajar banyak diantara penduduk yang tidak bekerja selama bulan ramadhan, tanya-sana tanya-sini ternyata mereka sudah mempersiapkan materi sandang dan pangan selama bulan ramadhan. Ramadhan benar-benar di manfaatkan untuk beribadah baik di siang hari apalagi dimalam hari. Dari hasil pemantauan saya ada beberapa hal yang terlupakan oleh para  jamaah ketika sudah berada di dalam masjid. Banyak hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan namun jamaah tetap saja mengerjakannya. Padahal kita masuk ke masjid dengan kaki kanan seraya ber doa,” Allaahummaftah lii abwaaba rahmatik” artinya ya Allah, bukakanlah pintu Rahmat-MU. Di lanjutkan shalat dua rakaat sebagai penghormatan  kita masuk rumah Allah pada sesi ini seharusnya kita gunakan untuk ibadah, zikir, doa, baca quran, munajad dll. Optimalkan kondisi tahiyatul masjid kita sampai selesai shalat fardhu  dan bila keluar masjid dengan kaki kiri seraya berdoa ,” Allaahumma inni as-aluka min fadl lika” artinya ya Allah, sesungguhnya aku mohon karunia dari –MU. Dengan demikian kita terhindar dari perbuatan, ucapan-ucapan dan canda-canda atau bisik-bisik dunia yang tak bernilai disisi Allah Swt. Dibawah ini  saya coba kutip pendapat para ulama, hadist dan diakhiri dengan pendapat sufi.

“Orang-orang yang memakmurkan masjid Allah selalu menjadikan hati mereka bergantung kepada Allah yang Mahasuci.”     Hakam bin Umair

Dalam satu hadist disebutkan,”Masjid adalah rumah orang-orang yang bertaqwa. Barang siapa yang menjadikan masjid sebagai rumah, ruhnya dijamin oleh Allah, diberi ketenagan, dan diberi keselamatan ketika melintas sirath.”

Malik bin Dinar berkata,”Seandainya bukan karena ingin buang air, aku tidak akan keluar dari masjid, baik siang maupun malam. Aku mendapat khabar bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman, sesungguhnya, Aku bermaksud menimpakan azab kepada hamba-hamba-Ku. Namun, Aku melihat orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid, membaca Al Quran, dan pemuda-pemuda islam yang bermusyawarah di dalam masjid. Karena itu, Aku menahan Murka-KU.”

Said bin Al Musayyab pernah ditanya,”manakah yang lebih engkau sukai menghadiri shalat jenazah atau itikaf di dalam masjid?,” Dia menjawab,”Itikaf di masjid lebih aku sukai karena para malaikat memohonkan ampunan untukku selama aku duduk di dalam masjid. Permohonan ampunan dari para malaikat lebih bernilai darpada sekedar mendapat sekerat, dua atau tiga pahala dari melaksanakan shalat jenazah.”

Mari kita dengar pendapat para sufi tentang kedudukan masjid. Mereka menganggap makruh melakukan percakapan selain urusan agama di dalam masjid. Untuk mengajar murid-muridnya mereka lakukan diluar masjid. Karena masjid harus digunakan sebagai tempat pengabdian kepada Allah melalui ritual-ritual suci. Dan mereka benar-benar menempatkan masjid untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah.
Inilah pendapat para ahli hikmah dan sufi tentang kedudukan dan keutamaan masjid, bagi kita yang masih rendah pemahaman dan penghayatan keagamaan minimal tidak   membiasakan / menyengajakan tidur di masjid setelah shalat fardhu berjamaah,  ngobrol hal-hal yang tidak  bermanfaat. Semoga Allah Swt melimpahkan RahmatNya.

Read More...

Rabu, 18 Juli 2012

MENYAMBUT RAMADHAN 1433 H


Insya Allah Saum Ramadhan 1433 H akan segera kita mulai, kemungkinan akan terjadi perbedaan pada saat memulai saum, dimana  Muhammadiyah telah memutuskan hari jumat 20 Juli 2012 dan Pemerintah Sabtu 21 Juli 2012. Jadikan perbedaan sebagai suatu Rahmat, untuk kedepan pemerintah harus lebih intensif melakukan lobi, diskusi-diskusi agar sistim penentuan satu  ramadhan  bisa diadopsi dari kedua sistim yang ada. Mari kita sambut Saum Ramadhan ini dengan hati yang suci, fikiran yang jernih dan perbuatan yang di Ridhai Allah Swt. Saum secara rutin tiap tahun kita jalani akan tetapi berapa nilai dari saum kita hanya Allah Swt yang tahu. “ Banyak orang yang berpuasa namun hanya lapar dan dahaga yang mereka dapat”, firman Allah.  Perintah puasa hanya ditujukan pada orang-orang yang beriman dan efek atau hasil dari puasa tersebut ialah Taqwa, firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang di wajibkan atas orang-orang sebelum kamu mudah-mudahan kamu ber Taqwa” (QS2:183).
Ternyata  untuk mencapai derajat “TAQWA” ini bukanlah hal yang mudah karena dibutuhkan kemauan untuk merubah mainset, misalnya kita setting dalam benak kita bahwa  “ hidup ku dan mati ku hanya untuk Allah”. Dalam kehidupan modern ini kekuatan materi sangat besar mempengaruhi hidup kita. Bagi sahabatku yang cinta pada Allah dan RasulNya jadikanlah dunia dan isinya sebagai sarana atau kendaraan untuk mencapai kampuong akhirat. Materi tetap kita butuhkan dalam kehidupan di dunia ini,namun bukan tujuan utama, bila iman sudah menyatuh pasti sebagian dari rezeki yang kita miliki akan dikeluarkan pada jalan Allah. Dengan cara ini insya Allah akan berkah dan diridho Allah Swt.
Perjuangan yang terberat di bulan Rahmadhan ini ialah perjuangan melawan hawa nafsu. Dan ini pernah disampaikan Rasulullah dihadapan para sahabat,”Kita telah berhasil menang dalam peperangan yang dasyat dan besar ini tapi masih ada peperangan / perjuangan yang paling berat yang akan menghadang kita.” Sahabat bertanya,” Perang apa lagi ya Rasulullah”. Rasulullah menjawab, “Perang melawan hawa nafsu”. Inilah PR umat islam dari zaman kenabian sampai zaman kita sekarang. Walaupun Iblis telah dilaknat namun mereka masih eksis sampai dunia ini berakhir karena iblis bernegosiasi kepada Rabb, mereka ikrar akan menggoda ummat manusia untuk menemani mereka di neraka nanti setelah hari kiamat. Allah pun mengabulkan permintaannya itu, dengan catatan kamu tidak akan mampuh mengoda manusia-manusia sholeh dan ikhlas kepada Allah Azza wajallah.
Melatih dan memupuk kesabaran harusnya bisa kita mulai di bulan Ramadhan ini karena bulan ramadhan merupakan pusat tranning fisik dan spiritual kita. Kita mulai bagun malam untuk saur, setelah saur kita langkahkan kaki menuju masjid untuk shalat subuh berjamaah, pulang kerumah tadarus al quran, pagi hingga sore mencari nafkah dalam kondisi lapar dan dahaga, setelah berbuka, malamnya ke masjid untuk taraweh. Bila kita cermatih siklus rutin selama satu bulan ini, akan terasa peningkatan pemahaman keagamaan, spriritualitas juga meningkat dibarengi dengan peningkatan rasa sabar dan ketenangan. Mengapa?, karena kita telah bersungguh-sungguh menjalankan perintah Allah sesuai dengan ketentuan dan ikhlas menjalankannya . Maka dari itu kita harus menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong kita seperti firman Allah, ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.” (QS. 2 : 45)
Bila kita telah bersungguh-sungguh Insya Allah derajat TAQWA yang di janjikan Allah akan dapat kita capai. Apa saja indikatornya.
Sebagai ilustrasi, marilah kita perhatikan firman Allah SWT dalam Al-Quran tentang ciri atau indikator orang-orang TAQWA, khususnya yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 1 - 5 dan surat  Al - lmran ayat 133 -136 sebagai berikut :
1.      Orang yang beriman kepada yang Ghaib.
2.      Orang yang mendirikan Shalat.
3.       Orang yang menginfakkan sebagian Rezekinya
4.      Beriman kepada Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi Allah sebelum Nabi Muhammad SAW.
5.      . Beriman kepada Hari Akhirat.
indikator TAQWA dalam QS(.3): 133 - 136, yang bila dikaji lebih dalam akan lebih menambah bobot kemuliaan orang-orang bertaqwa itu sendiri dan akan lebih berdampak positif bagi manusia lain dan lingkungannya.
 Taqwa dalam surat Al Imran: (133-136) sbb:
1.      Orang yang menginfaqkan sebagian hartanya dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah
2.      . Orang orang yang dapat mengendalikan amarahnya.
3.      Orang-orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain.
4.      Orang yang segera taubat bila berbuat salah atau dosa
Selanjutnya Allah SWT menyatakan bahwa orang bertaqwa adalah orang-orang yang berbahagia. Orang-orang berbahagia disebut sebagai Al-Muflihuun yang secara harfiah berarti orang-orang yang memperoleh Kemenangan.
Kemenangan disini adalah kemenangan dalam melawan jeratan nafsu keserakahan, nafsu kekuasaan, nafsu syawat. Kemenangan karena lolos dari berbagai jeratan dunia. Kemenangan seperti inilah yang pada hakekatnya dicapai oleh orang yang bertaqwa lewat ibadah puasa sebulan penuh. Sebagai orang yang telah meperoleh kemenangan, maka pantaslah orang bertaqwa selesai berpuasa di bulan Ramadhan ini merayakan ledul Fitri dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT.
Harapan kita,semoga madrasah ramadhan kali ini menjadi spirit bagi kita untuk meningkatkan iman, amal saleh, hablumminallah wa hablumminanas sehingga akhir ramadhan kita menjadi orang-orang yang Taqwa. Dan nikmat merayakan kemenangan di bulan syawal .Aimn.
Read More...