Hari sabtu tanggal dua puluh tiga
bulan Oktober dua ribu sebelas, anak-ku pada sekolah dan kuliah, pada jam Sembilan aku mengantar istri ke
daerah buah batu. Aku langsung pulang kerumah dan sampai dirumah kira-kira jam
setengah sebelas. Sambil nonton tv aku rileks kan badan karena terasa agak
capek dan rencananya habis makan siang
dan shalat zuhur aku mau tidur siang untuk memulihkan kondisi ku. Keasyikan ku
terganggu karena telepon rumah berdering, saat itu kurang lebih jam sebelas
empat puluh lima menit pada dering yang ketiga aku angkat telepon. Dari
kejauhan aku mendengar suara seorang perempuan yang mengaku sebagai ibu guru.
Omongan nya begini; maaf ya pak, anak bapak mengalami kecelakan sedang bermain sama temannya di sekolah dia jatuh dan kepalanya terbentur dan sekarang sudah dirujuk kerumah sakit dalam
keadaan kritis, ibu guru (perempuan) itu bicara sambil menagis. Pikiran saya
bekerja , wah... berat juga musibah ini gurunya saja menagis terus. Kemudian
saya bertanya pada ibu guru itu, nama
ibu siapa ? nomor telepon ibu berapa atau nomor Hp ibu berapa?. Ia jawab, secepatnya
bapak kontak guru yang mengantarkannya di rumah sakit (tidak disebutkan nya
nama RS) karena kondisinya kritis maka dari itu langsung aja bapak telepon ke nomor
085656716151 segera ya pak, nanti saya telepon bapak lagi dan pembicaraan kami
lalu terputus padahal saya mau bertanya lagi padanya (rumah sakit mana? Dan nama
pak gurunya siapa?. Saya ikuti saran ibu tadi, lewat HP saya coba menghubungi nomor yang
disebutkannya di atas, ternyata sulit masuk
dan setelah berapa kali saya coba tak berhasil tiba-tiba telepon rumah berdering lagi rupanya ibu itu
menghubungi saya lagi,ia bertanya; gimana pak ,apa sudah di hubungi pak,saya
bilang sudah tapi tidak bisa terhubung ,ia terus menangis sedang saya belum
merasa seperti ibu itu tapi rasa khawatir sudah ada, untuk mengatasi kwatir
tersebut saya tetap zikir pada Allah Yang Maha Kuasa sehingga kecemasan saya
masih bisa terkendali (dalam hati saya berkata kayaknya serius juga ini) dalam
kondisi begini ,sambil menagis ia bilang pakai nomor yang lain aja ya pak, hubungi
nomor 085656707528, saya jawab ok deh saya akan
hubungi. Awal di hubungi tak masuk, coba terus akhirnya masuk, yang punya telepon mengatakan langsung bicara ke
dokternya saja pak. Dokter itu
menjelaskan status terakhir kondisi pasien, anak bapak dalam keadaan kritis
saya akan berusaha maksimal agar anak bapak bisa sadar dan bisa lepas dari fase
kritisnya, saya harus segera menagani anak bapak nanti akan kita beritahu lebih
detail. Ternyata kesempatan untuk dialog sangat terbatas, maaf pak saya harus segera
menangani pasien, teruskan pembicaraan ke gurunya aja ya pak, tiba-tiba telepon terputus. Dalam hitungan
detik tiba-tiba telepon rumah berdering lagi, ternyata ibu itu muncul lagi, dia
langsung bertanya apa sudah ada
penjelasan dari dokternya, sudah saya bilang. Tiba-tiba Hp saya berdering lalu saya angkat, langsung saya tanya sebenarnya
anak saya ada dimana sekarang, lalu ia jawab, awalnya kita larikan ke RS. Al
Islam karena alatnya kurang maka di rujuk ke RS. Hasan Sadikin bapak bisa
hubungi nomor 085656707528. Kalau gitu saya akan langsung ke Hasan Sadikin, lalu
disarankannya sebaiknya hubungi dulu dokter disana untuk konfirmasi keadaan
anak bapak . Kalau gitu saya akan coba.
Begitu terhubung dengan doker tersebut saya bicara dengan doker yang
menangani. Bicaranya cukup berwibawa dan dia menjelaskan keadaan dan langkah-langkah
yang telah dilakukan dan untuk menghindari gegerotak permanen perlu
suatu alat produk jerman dan kebetulan stock di RS habis / terbatas karena
harganya cukup mahal tapi bapak tak usah kwatir saya telah hubungi apotek kimia
farma stock masih ada selanjutnya bapak bisa langsung hubungi prof. kuncoro di
apotek kimia farma supaya keadaan pasien tidak semakin kritis, kami perlu waktu 10 menit untuk pemasangan alat tersebut. selanjutnya prof. kuncoro saya hubungi, saya butuh alat
dengan kode X2B, lalu beliau bertanya ,bapak siapa?. Saya orang tua pasein
dokter Hendra di RS. Hasan Sadikin, prof. berkata,”begini pak, alat yang bapak cari
ada di kita namun kita perlu kepastian dari bapak, kenapa prof..Gimana ya,
alatnya ini agak mahal. Berapa dok. harganya, kata saya. Dia jawab, kurang lebih
21 juta. Terus saya respons, karena pasiennya kritis dan menunggu alat tersebut
harus tiba dalam waktu 10 menit sedang saya masih dirumah sebaiknya alat itu
bapak antar saja secepatnya, masalah administrasi dan pembayaran saya akan
segera menemui bapak. Nanti perusahan saya yang mengurusnya. Maaf pak,kita
perlu kepastian pembayarannya. Saya tegaskan lagi padanya, RS butuh waktu 10
menit prof. menunggu alat ini, gimana prof. Dia bilang maaf pak, kami tak bisa
kirim sebelum ada kepastian pembayaran dari bapak. Di momen inilah kecurigaan saya semakin kuat.
Masakan seorang professor bicaranya
tidak sedikitpun punya rasa kemanusiaan. Kalau memang sangat diperlukan kenapa
RS dan Apotek tidak membuat suatu pembicaraan yang mengikat dengan reference RS. agar alat itu secepatnya dikirim. Tanda tanya muncul, dokter hendra butuh waktu 10 menit agar alat bisa dipasangkan, Sedang saya bicara dengan dokter hendra plus apotek suduh lebih 15 menit. Saya semakin curiga, berdasarkan logika jarak antara apotek kimia farma dago – dan RS hasan sadikin pada jam 12.30
siang tak mungkin ditempuh dalam waktu 10 menit, sedang saya bicara dengan dokter
RSHS dan prof. sudah lebih dari 15 menit. Tak berapa lama telepon terputus
disini saya manfaatkan menghubungi teman anak saya, ternyata sibuk alias tak
dapat dihubungi. Untuk memastikan
kecurigaan saya maka saya coba menghungi
anak saya langsung dan Alhamdulillah sekali call langsung di angkat. Kalau tadi
aku berzikir merasa ada musibah namun sekarang aku bersyukur pada Allah Yang
Maha Rahman dan Rahim karena atas Pertolongan dan PerlindunganNya aku bisa
berfikir tenang, jernih, tidak emosional dan dapat menghadapi masalah sendiri
yang tidak berdampak pada kesehatan ku padahal kondisi aku waktu itu cukup lelah,
mengantuk dan pegal-pegal . Tak hentinya
saya bersyukur karena kejadian ini
mendapatkan hikmah yang luar biasa bagi saya dalam hikmahnya ialah pelajaran "ketenangan" dan "kesabaran". Menurut saya semua ini Allah tunjukkan agar kita semakin yakin atas doa dan amalan (tentu yang sesuai dengan syariat). Setelah shalat zuhur, kondisi saya terasa semakin fit maka saya keluar rumah mau menjeput istri , lagi asyik dijalan
datang telepon dari apotek , dia tanya, gimana pak alatnya ? kami tunggu kepastian dari bapak dan jangan sampai terlambat karena anak bapak dalam keadaan kritis dan
memerlukan alat tersebut secepatnya. Dengan tanpa emosi dan cukup tenang saya jawab,”kebetulan saya lagi di jalan dan akan lansung ke Rs. hasan sadikin.” tanpa jawaban dari dia telepon terputus, selang beberapa saat datang SMS
bunyinya,” Mohon maaf, kita belum bisa antar alatnya sebelum ada yang
bertanggung jawab di keuangan kimia farma. Salam prof. Kuncoro.” Sms ini tidak
saya jawab dan komentari. Yang saya lakukan adalah berdoa kepada Allah agar mereka
yang berbuat jahat semoga diberi petunjuk atas segala kesalah dan kekeliruan
yang mereka lakukan. Semoga Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang memberi cahaya
pada mereka, semoga tidak ada korban lagi yang jatuh akibat perbuatan mereka.
Inilah perubahan prilaku yang saya rasakan , rupanya apa yang saya amalkan saat
ini Allah Swt. Menunjukkan hikmahnya
dimana sifat emosi dan marah berubah menjadi sabar, tenang, dan tidak
ada rasa balas dendam. Di sini saya bener-benar bersyukur atas Rahmat Allah
Swt. Yang telah memberi hikmah tentang akhlakul karimah. Amin.
Kejadian sama persis...ini ada rekaman dialog saya dengan penipu yang sama :
BalasHapushttp://youtu.be/XScz63mBkvU
Wah sy juga baru aja dapat telpon .. tp saya kerjain balik .. saya kirim kan bukti transfer via sms banking yang sudah sy modifikasi xixixixix berhasil kami kerjain dan di akhirnya kami berhasil.. dan penipu itu jadi curhat suka duka nya jadi penipu xixixix
BalasHapusRindu Ayah <3
BalasHapus