Pada
hari Senin tanggal sepuluh bulan Oktober tahun dua ribu Sepuluh ketika aku
berjalan dari lapangan parkir menuju tempat absen seperti biasa aku menaiki
anak tangga teras lobby, Allah mentakdirkan aku tersandung pada anak tangga
teras dan terjatuh dengan posisi mau tiarap kedua lutut menyentuh lantai teras,
kedua telapak tangan juga menyentuh lantai teras dan kepala Alhamdulillah hanya
nempel didinding dan dengan izin Allah tidak terbentur. Sinkronisasi kejadian dari
mulut aku keluar ucupan ZIKIR inilah
pengalaman spiritual hari ini yang aku rasakan ketika aku lihat telapak
tangan ku tak ada yang lecet hanya lutut kiri ku yang sedikit terasa linu dan
saat aku bangun dan berjalan Alhamdulillah dapat berjalan dengan normal.
Disinilah aku teringat akan makna ZIKIR yang pernah aku dengar dan maknahi yang
disampaikan Ust. Arifin Ilham pada siaran TV kisahnya begini; Suatu subuh aku
mendengar ZIKIR ,ceremah dan
nasehat yang di sampaikan oleh
ust. Arifin, enta kebetulan atau sengaja nasehat itu antusias dan senang sekali
saya mendengarnya . Beliau menyampaikan “ ibu,bapak dan hadirin perbanyaklah ZIKIR mengingat
Allah kapanpun dimanapun dalam suasana dan situasi apapun mari kita ber ZIKIR
dengan sebebar-benarnya kepada Allah Swt.” Allah Yang Maha Kuasa mencintai orang-orang yang ber-zikir dan malaikat senantiasa menjaganya. Beliau menjelaskan bahwa di
pesantrennya ada kegiatan olahraga bulutangkis, setiap pemain dibiasakan dalam
kondisi ber wudu’ dan saat memukul atau
mengejar bola dianjurkan ber-ZIKIR
demikian aturan main yang mereka sepakati dan buat. Ustad menjelaskan mari kita
lakukan aktivitas kita dimulai dengan menjaga
wudu’ dan senantiasa ber-ZIKIR pada
Allah Swt. Dan ini sesuai dengan firman Allah Swt. “ Sesungguhnya tentang
kejadian langit dan bumi dan pergantian malam dan siang menjadi tanda (atas kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang berakal/ berfikir. Yaitu orang-orang yang
mengingat Allah pada saat berdiri, duduk dan berbaring; dan mereka memikirkan
kejadiaan langit dan bumi ,(sambil berkata): ya Tuhan kami, bukanlah Engkau
jadikan ini dengan percuma (sia-sia), Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksaan neraka. ( QS. Ali-Imran( 3) : 190 -191). Kita harus
berusaha menjaga kondisi yang baik sebelum datang sakaratul maut untuk mencapai hal itu,
tidak biasa dengan santai harus berusaha meningkatkan amal- ibadah dan memperbanyak ZIKIR kepada Allah. Bila
saatnya dipanggil kita masih mampu menyebut asma Allah sehingga kita mendapat
khusnul khotimah dan jangan sampai kita mati dalam kondisi yang menyedikan atau su’ul khatimah ,nau’zubillah min zaliq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar dan saran anda....